Saturday, September 3, 2016

Cashless Society Indonesia Belum Siap

Saya yang di Jakarta malah sering mendapat jawaban, “maaf sedang offline, wah mesinnya sedang error, kalo bisa tapi potongannya gak berlaku ya mas”.






Komen pertama dari seluruh blog ini adalah telkomsel mengecewakan. Jadi berharap mengulang sukses, mari kita membahas lebih lanjut.

Cashless society konsep dasarnya adalah bagaimana setiap tranksaksi yang berjalan sudah tidak lagi menggunakan Uang Cash. Dimana diharapkan hal ini memudahkan konsumen karena tidak harus membawa uang kemana-mana, lebih aman dengan PIN. Semua juga lebih terukur / ter-manage, karena semua transaksi akan terekam (dan takan pernah mati). Uang receh atau uang kembalian? masalah itu sudah pasti hilang. uang palsu? biaya cetak uang? itu juga menghilang.

Seiring dengan era digital yang berkembang saat ini. Semua makin bergerak kedepan, apple punya apple pay, google ada google pay. Beragam aplikasi yang menyediakan hal serupa.

Indonesia sedang menuju kesana, secara sadar atau tidak sudah banyak upaya kita (konsumen dan pemerintah) untuk cashless society atau GNNT (Gerakan Nasional Non Tunai).

Tapi apakah Indonesia sudah siap? Sebatas debit atau kartu kredit memang sangat lazim di Jakarta. Tetapi yang lebih dari itu? Bank-bank besar memberi promo akses tol, parkir di mall murah atau makan dan nonton bioskop dengan diskon tertentu dijadikan nilai jual.

Tapi pengalaman memakai mobile banking dan digital money? Saya sudah menulis bagaimana pelayanan telkomsel cukup mengecewakan. Dan yang hebatnya, saya penah melihat iklan tentang cashless society bahwa penggunanya adalah nelayan, dan menggunakannya saat di tengah laut? Waw, saya cukup salut dengan optimisme iklan itu.

Menurut saya yang diharus mempunyai beragam kartu pengganti uang, beda yang mana untuk parkir, untuk naik kereta, untuk naik busway, untuk kartu tol, untuk diskon-diskon makanan. Atau aplikasi yang berbeda-beda. Itu kurang memihak konsumen.

Belum lagi saya juga harus mengingatkan petugas yang berjaga saat itu mengenai promo yang diberikan oleh pihak penyedia jasa, ini sebenarnya PR untuk memberikan pelatihan berkala kepada mereka sekaligus memberikan update terbaru.

Walaupun tanda tanya saya malah muncul setelahnya, apakah toko tersebut enggan untuk melanjutkan kerja sama, karena seperti sudah saya sebut di atas, saya pernah menemui ada toko yang bilang, "kalo bisa tapi potongannya gak berlaku ya mas". Atau memang petugasnya benar-benar tidak tahu.

jadi, cashless society?
jakarta saja masih berat menuju kesana.
apalagi indonesia.
anti teknologi?

saya bahkan penggemar iron man.

No comments:

Post a Comment